Pages

Friday, March 23, 2012

Anggaran meningkat untuk modernisasi militer

Presiden: Anggaran Naik untuk Modernisasi
Militer
Presiden Yudhoyono memegang senapan serbu SS2-V5
bersama Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, saat meninjau
booth Pindad di JIDD 2012 (Akreditasi Foto: HE219)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyatakan, peningkatan belanja militer Indonesia
tidak untuk memicu perlombaan senjata. Peningkatan
tersebut semata-mata bagian dari modernisasi militer
Indonesia.
"Belanja pertahanan yang meningkat ini harus dilihat
dalam konteks proses biasa modernisasi militer dan
tidak untuk mendorong perlombaan senjata", kata
Yudhoyono, Rabu (21/3), saat membuka Jakarta
International Defense Dialogue (JIDD), di Jakarta.
Acara tahunan ini dihadiri para pejabat sipil dan militer
negara asing. Tema JIDD 2012 adalah Operasi Militer
Selain Perang (Military Operations Other Than War).
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia berupaya
meningkatkan kemampuan militer agar dapat
memenuhi kekuatan minimum. Persenjataan dan
perlengkapan militer Indonesia lainnya sekitar satu
dekade tidak mengalami perkembangan akibat
persoalan ekonomi ataupun embargo senjata.
Menurut Yudhoyono peningkatan belanja militer tidak
hanya dilakukan Indonesia. Negara-negara lain juga
melakukan hal serupa. Seperti halnya Indonesia, negara
lain, dinilai Yudhoyono, menambah anggaran militer
tetap dalam konteks modernisasi biasa.
Akan tetapi, bagaimanapun, menurut Yudhoyono,
peningkatan anggaran pertahanan tetap mesti disertai
dengan sikap saling percaya diantara negara-negara,
khususnya diantara angkatan bersenjata mereka.
"Kita semua pun tahu, rasa saling percaya itu tidak
muncul dalam waktu semalam. Itu semua memerlukan
waktu dan mensyaratkan upaya keras untuk
menjaganya," katanya.
Mendorong sikap saling percaya, menurut Yudhoyono,
juga sangat penting dalam konteks menjaga perdamaian
di kawasan yang menyimpan potensi konflik, seperti
kawasan Laut China Selatan. Dikawasan ini, ada
persoalan rumit terkait sengketa wilayah.
Penyelesaian sengketa-sengketa wilayah di Laut China
memerlukan waktu lama untuk diselesaikan tuntas.
Sumber : KOMPAS

2 comments:

  1. tdk kalah rumitnya jg adlh kedaulatan nkri yang sampek sekarang terus di obok obok sm negara laen.antek antek asing bebas berkeliaran didlm NKRI berbagai kedok mereka gunakan,membela rakyat ,ham,mendukung separatis dan laen2 seharusnya pemerintah harus tegas ama mereka bubarkn lembaga2 mereka seperti komnas ham,lsm,kontras,icw dan laen2 yang berbau asing dan orang2nya hukum mati yang mereka bela nggk jelas selalu merndahkn harkat dan martabat nkri.hidp NKRI

    ReplyDelete
  2. tingkatkan terus alutsista kita untuk jaga nkri

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK